Kesuksesan menjadi yang terbaik di Spanyol selama tiga musim berturut-turut membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan Barcelona. Jangankan Valencia, Villarreal, atau Atletico Madrid, tim sekelas Real Madrid saja tidak mampu membendung dominasi Barcelona.
Kekuatan utama El Barca terletak pada sudah saling pahamnya pengertian antara satu pemain dengan pemain lain. Ditunjang gaya permainan yang terorganisasi serta memiliki pelatih berkelas, membuat Barcelona menjadi raja di sepakbola Spanyol.
Manajemen pun juga tidak asal dalam melakukan penambahan pemain. Faktor kerjasama dan kekompakan antara pemain yang sudah terjalin tidak ingin dirusak dengan banyaknya pemain baru yang masuk dimana mereka tentunya butuh waktu untuk beradaptasi dengan gaya tiki-taka ala Barca. Tak heran, sejauh ini hanya Alexis Sanchez dan Cesc Fabregas dua pemain baru yang didatangkan Barca.
Satu-satunya kendala yang mungkin menghinggapi skuad Barca musim depan adalah bagaimana untuk tetap menumbuhkan motivasi dan rasa lapar akan gelar. Tiga musim berturut-turut juara liga, juara Liga Champions dua kali dalam tiga musim terakhir, dan raihan beberapa trofi minor lain dikhawatirkan membuat skuad Barca tak lagi ambisius dalam memburu gelar berikutnya.
Untungnya Barca memiliki pelatih sekelas Pep Guardiola yang terkenal piawai dalam memotivasi anak asuhnya. Pep tahu cara memotivasi agar pemainnya mau mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam setiap pertandingan. Salah satu cara yang digunakan Pep adalah dengan menjalin kedekatan personal dengan pemainnya.
“Saya selalu menekankan pada semua pemain bahwa mereka bisa meraih kemenangan dalam setiap laga,” kata Pep.
Kesimpulannya, bisa dikatakan bukan 19 kontestan Liga BBVA lainnya yang menjadi musuh terbesar Barcelona musim ini, melainkan diri mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar